Bursa Efek Indonesia akhirnya mengungkapkan indentitas tiga perusahaan yang akan menawarkan sebagian sahamnya kepada publik (initial public offering/IPO) pada 2010 ini.
Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Multifiling Mitra Indonesia, PT Megapolitan Development, dan salah satu anak usaha Grup Martha Tilaar, PT Martina Berto.
"Mereka baru memasukkan, ada satu lagi tetapi saya lupa namanya. Detail rencana pencatatan itu belum dapat kami sampaikan karena dokumennya masih masuk," ujar Direktur Utama BEI Ito Warsito.
"PT Multifiling Mitra Indonesia menggunakan jasa dari PT Ciptadana Securities sebagai penjamin emisi penerbitan saham itu, sedangkan PT Megapolitan Development menggandeng PT Henan Putihray Securities," tambah Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito.
Eddy menambahkan, dengan dipilihnya PT Henan Putihray Securities untuk menjadi penjamin emisi (underwriter) penawaran perdana saham (initial public offering/IPO), berarti PT Megapolitan Development melakukan perubahan underwriter karena sebelumnya mereka telah mendaftarkan diri di Bapepam-LK bersama PT Bahana Securities sebagai underwriter-nya.
"PT Martina Berto juga mau listing. Mereka menggunakan jasa PT Trimegah Securities Tbk. Akan tetapi untuk detail semuanya belum dapat disampaikan karena dokumen ketiganya baru kami evaluasi," papar Eddy.
Sebelumnya, BEI memang pernah mengatakan jika pada Oktober ini akan ada beberapa perusahaan lagi yang mengungkapkan keinginannya untuk listing di Bursa Saham Indonesia. Namun pada saat itu Erddy masih belum mau mengatakan indentitas ketiga perusahaan tersebut.
"Akan ada tiga lagi perusahaan yang berniat mau masuk di Oktober ini," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito kepada wartawan saat ditemui wartawan di Gedung BEI, Jakarta, belum lama ini.
Saat itu, dirinya hanya mengatakan ketiga perusahaan yang ingin listing tersebut bergerak di sektor Jasa, Manufaktur, dan Properti. Adapun skala ketiga perusahaan tersebut bukanlah masuk dalam skala perusahaan bermodal besar tetapi berskala menengah. "Sampai sekarang mereka belum melakukan mini ekspose. Baru menyatakan minatnya saja mau masuk di Oktober ini," tambahnya.
Dia menambahkan, karena skala perusahaan tersebut adalah perusahaan berjenis menengah maka diperkirakan nilai saham yang akan dilepas jika digabung tidak mencapai Rp1 triliun.
"Sudah bagus kalau nilai ketiganya sampai Rp1 triliun tapi kayanya tidak sampai. Untuk namanya belum bisa dikatakan sekarang. Namun ini baru (belum pernah disampaikan BEI sebelumnya)," ungkapnya.
Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Multifiling Mitra Indonesia, PT Megapolitan Development, dan salah satu anak usaha Grup Martha Tilaar, PT Martina Berto.
"Mereka baru memasukkan, ada satu lagi tetapi saya lupa namanya. Detail rencana pencatatan itu belum dapat kami sampaikan karena dokumennya masih masuk," ujar Direktur Utama BEI Ito Warsito.
"PT Multifiling Mitra Indonesia menggunakan jasa dari PT Ciptadana Securities sebagai penjamin emisi penerbitan saham itu, sedangkan PT Megapolitan Development menggandeng PT Henan Putihray Securities," tambah Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito.
Eddy menambahkan, dengan dipilihnya PT Henan Putihray Securities untuk menjadi penjamin emisi (underwriter) penawaran perdana saham (initial public offering/IPO), berarti PT Megapolitan Development melakukan perubahan underwriter karena sebelumnya mereka telah mendaftarkan diri di Bapepam-LK bersama PT Bahana Securities sebagai underwriter-nya.
"PT Martina Berto juga mau listing. Mereka menggunakan jasa PT Trimegah Securities Tbk. Akan tetapi untuk detail semuanya belum dapat disampaikan karena dokumen ketiganya baru kami evaluasi," papar Eddy.
Sebelumnya, BEI memang pernah mengatakan jika pada Oktober ini akan ada beberapa perusahaan lagi yang mengungkapkan keinginannya untuk listing di Bursa Saham Indonesia. Namun pada saat itu Erddy masih belum mau mengatakan indentitas ketiga perusahaan tersebut.
"Akan ada tiga lagi perusahaan yang berniat mau masuk di Oktober ini," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito kepada wartawan saat ditemui wartawan di Gedung BEI, Jakarta, belum lama ini.
Saat itu, dirinya hanya mengatakan ketiga perusahaan yang ingin listing tersebut bergerak di sektor Jasa, Manufaktur, dan Properti. Adapun skala ketiga perusahaan tersebut bukanlah masuk dalam skala perusahaan bermodal besar tetapi berskala menengah. "Sampai sekarang mereka belum melakukan mini ekspose. Baru menyatakan minatnya saja mau masuk di Oktober ini," tambahnya.
Dia menambahkan, karena skala perusahaan tersebut adalah perusahaan berjenis menengah maka diperkirakan nilai saham yang akan dilepas jika digabung tidak mencapai Rp1 triliun.
"Sudah bagus kalau nilai ketiganya sampai Rp1 triliun tapi kayanya tidak sampai. Untuk namanya belum bisa dikatakan sekarang. Namun ini baru (belum pernah disampaikan BEI sebelumnya)," ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar