Sumut - Bekes Bentuk Provinsi Bersaudara

16.10 by
SumutPemerintah provinsi Sumatera Utara bersama dengan Pemerintah Provinsi Bekes, Hungaria, sepakat untuk membentuk Provinsi Bersaudara untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua provinsi secara khusus dan Indonesia-Hungaria secara umum.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Gubernur Sumatera Utara H Syamsul Arifin dan Gubernur Bekes County Dr Domokos Laszlo tersebut merupakan tindaklanjut dari penandatanganan naskah Pernyataan Kehendak pada tanggal 23 Oktober 2008 yang dilanjutkan dengan penandatanganan Protokol Pertemuan kerja sama kedua Provinsi yang telah disepakati pada 8 Mei 2009.

Demikian sebagaimana dikutip dari keterangan Kementerian Perdagangan.

Perjanjian tersebut bertujuan meningkatkan dan membentuk kerja sama yang menguntungkan bagi pembangunan kedua provinsi pada bidang perdagangan, industri, kebudayaan, kepariwisataan, olahraga, pendidikan, informasi, administrasi publik, organisasi sipil, pertanian dan perikanan.

Provinsi Sumatera Utara memiliki luas wilayah sekira 71.680 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekira 12,8 juta jiwa merupakan provinsi ketujuh terluas di Indonesia terbuka bagi pengembangan berbagai potensi.

Rombongan delegasi Provinsi Bekes County melakukan peninjauan langsung ke Kabupaten Tanjung Balai dan Tanah Karo untuk melihat langsung berbagai potensi yang dapat di kembangkan.

Kepala ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) Budapest Nusa Eka menjelaskan bahwa Perusahaan pengolahan ikan yang berada di Kabupaten Tanjung Balai dan Balai Pembibitan Ikan di Kabupaten Tanah Karo diharapkan dapat berkembang melalui kerja sama di bidang perikanan. Peningkatan budi daya ikan mas dan lele dilakukan melalui perencanaan terpadu ramah lingkungan di kawasan Danau Toba dan kawasan pesisir Tanjung Balai dengan mengikutsertakan lembaga riset perikanan Hungaria (HAKI).

“Terdapat peluang kerja sama pengembangbiakan ayam kalkun sebagai alternatif konsumsi ayam potong. Saat ini Bekes County melalui perusahaan terkemuka (Gallicoop) telah mampu

memproses daging kalkun dengan kapasitas 5 ribu ton per tahun, dipasarkan ke kawasan Eropa, Jepang dan Timur Tengah,” ujarnya.

Di bidang pertanian, kedua provinsi menyadari potensi pemasaran produk pertanian Indonesia melalui Hungaria, khususnya beras untuk konsumsi domestik dan pasar Uni Eropa. Melalui peningkatan kerja sama di bidang teknologi, pengetahuan dan sumber daya alam, peluang masuknya beras Indonesia akan mampu berkompetisi dalam harga dan mutu dibandingkan dengan pemasok-pemasok beras lainnya seperti Thailand dan India.

Selain mengunjungi tempat produksi pertanian dan perikanan, delegasi Bekes County mengunjungi Politeknik Tanjung Balai sebagai kelanjutan pembicaraan antara kedua pemerintah daerah. Kunjungan tersebut untuk melihat secara langsung peluang kerja sama di bidang pendidikan melalui pertukaran pelajar kedua provinsi.

“Melihat berbagai peluang yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara, ITPC Budapest siap memfasilitasi melalui ajang promosi dagang, penciptaan kontak bisnis antara pihak eksportir
Indonesia dan importir di Hungaria, bagi perusahaan-perusahaan Sumatera Utara dalam upaya
menembus pasar Eropa Timur,” tambahnya.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, Perdagangan Indonesia-Hungaria Tahun 2004-2009 (Januari-September) yaitu produk yang diperdagangkan oleh Hungaria adalah metalurgi, mesin bahan bangunan, bahan dasar kimia, obat-obatan, industri makanan, alat listrik kendaraan bermotor, dan suku cadang, sayuran, gandum, buah-buahan, jagung, anggur, bunga matahari, sugar beet, hewan ternak dan produk susu, telekomunikasi, elektronik, alat transportasi darat, riset, pengembangan dan inovasi, teknologi, teknologi temuan baru (bola lampu krypton, radio aktif, thermo nuclear fusion, menara pendingin, halografi, astronomi, radio dan alat ukur dengan kecepatan cahaya).

Sedangkan produk yang diperdagangkan oleh Indonesia antara lain kertas, kayu dan produk kayu, bambu, furnitur, kerajinan, makanan kaleng, saus, tekstil, garmen, yarn, crude and refined
palm oil, glassware, alas kaki, kopi, teh, dekorasi ruangan, produk herbal tradisional, peralatan elektronik, suku cadang komputer dan kendaraan.

Petroleum, suku cadang kendaraan bermotor dan komponen alat-alat listrik dapat dijadikan peluang investasi bagi Indonesia karena lebih dari 60 persen ekspor dan 50 persen impor Hongaria dari dunia pada tahun 2008 berupa machinery and equipments serta electrical apparatus.

0 komentar: