Secara tersirat, Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri memberikan sinyal kepada Guruh Soekarno Putra untuk memimpin PDIP. Bagi Guruh, Kongres PDIP 2010, merupakan penentuan kembali ke status quo atau melakukan perubahan.
"Mbak Mega sebagai senior saya. Jadi tak perlu saya sarankan untuk mundur,"kata Guruh Soekarno Putra usai deklarasi diri menjadi bakal calon Ketum PDIP di rumahnya, Jalan Sriwijaya Raya No 26 Jakarta.
Guruh menilai dari tema kongres PDIP yakni penyelamatan partai pada April mendatang sudah mengisyaratkan kalau Mega sudah tak ingin memimpin PDIP lagi. Apalagi Mega juga sering berujar mengenai usianya yang sudah menapak 63 tahun.
"Beberapa kali dia menyebut telah berusia 63 tahun. Sehingga pada 2015 menjadi 68 tahun. Artinya dia merasa lanjut usia. Apalagi, Mbak Mega juga mendambakan PDIP sebagai partai
yang ampuh yang dipegang oleh generasi yang baru," tambahnya.
Berdasarkan pesan-pesan tersirat tersebut, Guruh memberanikan diri untuk maju menjadi Ketum PDIP. Terlebih, saat ini di tubuh PDIP terjadi dua pilihan sulit yaitu antara pro status quo atau pro perubahan.
Menurut Guruh, saat ini seperti zaman orde baru. Ada calon tunggal dan ketua tunggal. Tak hanya di PDIP saja, tapi hampir di semua partai.
"Makanya saya memberikan alternatif, apakah mau pro status quo atau menginginkan perubahan. Saya memberikan pilihan tersebut," pungkasnya.
"Mbak Mega sebagai senior saya. Jadi tak perlu saya sarankan untuk mundur,"kata Guruh Soekarno Putra usai deklarasi diri menjadi bakal calon Ketum PDIP di rumahnya, Jalan Sriwijaya Raya No 26 Jakarta.
Guruh menilai dari tema kongres PDIP yakni penyelamatan partai pada April mendatang sudah mengisyaratkan kalau Mega sudah tak ingin memimpin PDIP lagi. Apalagi Mega juga sering berujar mengenai usianya yang sudah menapak 63 tahun.
"Beberapa kali dia menyebut telah berusia 63 tahun. Sehingga pada 2015 menjadi 68 tahun. Artinya dia merasa lanjut usia. Apalagi, Mbak Mega juga mendambakan PDIP sebagai partai
yang ampuh yang dipegang oleh generasi yang baru," tambahnya.
Berdasarkan pesan-pesan tersirat tersebut, Guruh memberanikan diri untuk maju menjadi Ketum PDIP. Terlebih, saat ini di tubuh PDIP terjadi dua pilihan sulit yaitu antara pro status quo atau pro perubahan.
Menurut Guruh, saat ini seperti zaman orde baru. Ada calon tunggal dan ketua tunggal. Tak hanya di PDIP saja, tapi hampir di semua partai.
"Makanya saya memberikan alternatif, apakah mau pro status quo atau menginginkan perubahan. Saya memberikan pilihan tersebut," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar