200 Staf PBB di Haiti Hilang

18.40 by
Gempa HaitiLebih dari 200 staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk pasukan penjaga perdamaian, dilaporkan masih hilang setelah gempa yang mengguncang Haiti.

Menurut Juru Bicara Kantor PBB untuk Hubungan Kerja Sama Kemanusiaan (OCHA) Elisabeth Byrs, sekitar 50 hingga 1.000 MINUSTAH (pasukan penjaga perdamaian) dilaporkan masih terjebak di bawah reruntuhan.

“Totalnya, antara 115 hingga 200 orang dilaporkan masih hilang,” tuturnya. Sedangkan pejabat operasi penjaga perdamaian PBB, Alain Le Roy mengatakan, korban tewas diperkirakan bakal meningkat di kalangan staf PBB. “Jumlah korban diperkirakan sangat tinggi,” paparnya. Sementara pemimpin misi PBB untuk Haiti, Hedi Annabi, dilaporkan tewas dalam gempa. Presiden Haiti Rene Preval mengungkapkan Duta Besar Annabi telah meninggal.

“Kami menyampaikan simpati dan belasungkawa kami kepada semua masyarakat internasional,” tandas Preval. Selain itu, 14 tentara Brasil yang tergabung dalam misi penjaga perdamaian PBB di Haiti (MINUSTAH) dilaporkan tewas. Panglima Militer Brasil Jenderal Carlos Barcellos mengatakan banyak prajurit Brasil juga hilang dan sejumlah besar warga sipil mengungsi ke pangkalan-pangkalan militer untuk mencari bantuan kemanusiaan.

“Salah satu bangunan yang menjadi tempat pasukan Brasil hancur total,” tuturnya. Tewasnya 14 pasukan Brasil juga dibenarkan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. Ban juga menuturkan, lima pejabat kepolisian –tiga warga Yordania, satu Chad, dan satu Argentina– tewas. Informasi yang beredar bahwa 58 personilnya luka-luka tujuh di antaranya luka serius sehingga harus dievakuasi dari negeri tersebut.“ Banyak yang terperangkap gempa dan gedung-gedung,” papar Ban.

“Sejumlah penjaga perdamaian dan staf sipil anggota dari berbagai negara tak jelas nasibnya,” ujarnya. Ban pun mengungkapkan dirinya ingin mengunjungi Haiti sesegera mungkin ketika situasinya sudah memungkinkan. Dia juga mengatakan bahwa PBB saat ini memiliki pasukan berkekuatan 3.000 personel di sekitar Port au Prince, yang akan bertanggung jawab mengamankan lokasi dan menjaga ketertiban sipil serta keamanan ibu kota pasca gempa.

Ban masih mengeluhkan tentang informasi yang masih tersendat adalah upaya memastikan para korban selamat maupun meninggal dalam bencana alam tersebut.“Kami belum punya data pasti berapa yang meninggal atau luka-luka. Kami khawatir jumlah itu akan mencapai ratusan,” papar Ban. Parahnya lagi, kata Ban, sebagian besar komunikasi terputus.

“Kami mencoba menggunakan komunikasi melalui satelit, tapi mengalami kesulitan. Namun kami terus mencoba melakukan kontak dengan Haiti,” ujar Ban. Kemudian, militer Argentina juga mengatakan bahwa salah seorang anggota kontingennya tewas, tetapi belum masuk dalam data korban meninggal akibat gempa. Sejumlah pegawai PBB tinggal di Hotel Montana yang juga ambruk. PBB memiliki kantor lain di ibu kota Port-au-Prince. Dari Filipina, militer juga mengungkapkan tiga pasukan penjaga perdamaian dari negaranya dilaporkan hilang, sedangkan empat prajurit lainnya berhasil diselamatkan dari gedung yang runtuh.

Salah satu korban selamat adalah Kopral David Catacutan yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan hotel Montana. “Beruntung, dia hanya mengalami luka ringan,” ujar Letnan Kolonel Romeo Brawner di Manila.

Dari Beijing, delapan pasukan penjaga perdamaian China dilaporkan terkubur di gedung yang hancur. Hal itu diungkapkan Dewan Negara dalam pernyataan di situs resminya.

Namun, belum ada komentar detail mengenai hal itu. China mengirimkan 125 pasukan penjaga perdamaian di Haiti. Helen Clark, kepala Program Pengembangan PBB, mengatakan sekitar 38 orang stafnya tinggal di sebuah bangunan yang bersebelahan dengan markas besar PBB diPortau- Prince yang hancur.

Diyakini bahwa sekitar 10 pekerja itu sedang berada di dalam bangunan saat bangunan itu ambruk. Juru Bicara Pasukan Perdamaian PBB Nicholas Birnback mengatakan, pihaknya masih mencoba berkomunikasi dengan misi PBB di Haiti.

0 komentar: