Pemerintah Harus Bisa Manfaatkan Tiga Momentum Emas

13.09 by
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi)Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) merekomendasikan pemerintah dan industri nasional harus bisa memanfaatkan tiga momentum emas.

Rekomendasi tersebut dihasilkan dalam rapat kerja nasional (Rakernas) Hipmi XIV di Batam, Kepulauan Riau, 3-5 Maret 2010. Rakernas menyimpulkan bahwa industri Indonesia saat ini berada di persimpangan antara kejayaan dan kemunduran.

Ketua Umum Hipmi Erwin Aksa mengatakan, Indonesia saat ini sedang berjaya. Sebab, ekonomi nasional telah menunjukkan pengaruhnya dan dihormati dunia.

Indonesia dinilai mampu menjalankan semangat globalisasi yakni pasar bebas dan demokratisasi sistem pemerintahan. Namun, ujarnya, ancaman kemunduran industri juga sedang terjadi. “Indonesia hanya dimanfaatkan globalisasi, ditandai dengan kemandirian yang semakin tergerus,” ujar Erwin Aksa dalam keterangan tertulisnya.

Untuk menghindar dari kemunduran itulah, Hipmi merekomendasikan perlunya memanfaatkan tiga momentum emas Indonesia. Pertama,krisis ekonomi global yang belum lama berlalu.

Kedua, diberlakukannya pasar bebas ASEAN-China. Ketiga, demokratisasi dan desentralisasi di dalam negeri yang semakin meluas. “Krisis ekonomi global yang baru lalu dan dimotori perusahaan multinasional dari negara-negara maju membuka peluang bagi korporasi nasional merambah pasar nasional dan internasional,” kata Erwin.

Hipmi melihat, pemerintah dan industri nasional harus bisa menggantikan dominasi perusahaan multinasional Barat, sebab Indonesia, China, dan India tidak terlalu terkena krisis. Erwin mengatakan, perusahaan multinasional Barat membutuhkan masa pemulihan sekira 3-5 tahun ke depan.

“Dalam rentang waktu itu, perusahaan nasional dapat meningkatkan pangsa pasar dalam negeri, dilanjutkan dengan ekspansi ke pasar internasional,” tandas Presiden Direktur Bosowa Group ini.

Dia memberi contoh, Citibank saat ini sedang sibuk membenahi dirinya di Amerika Serikat. Dengan kondisi ini, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Negara Indonesia (BNI) berkesempatan mengambil alih pangsa pasar Citibank di Indonesia dan Asia Tenggara.

Peluang emas kedua, pemerintah dan industri nasional harus mampu memanfaatkan perjanjian pasar bebas China dan ASEAN. “Di sana terdapat peluang perusahaan nasional untuk mengekspor barang dan komoditas ke China dan Asia Tenggara semakin terbuka lebar,” tambahnya.

Peluang ketiga, pemerintah harus memanfaatkan kian matang dan meluasnya demokratisasi politik dan desentralisasi sistem pemerintahan di daerah.

Desentralisasi jangan dijadikan hambatan, melainkan peluang emas untuk mendorong efektivitas pemerintahan dan pemerataan pembangunan. Sementara itu, Sekjen Hipmi M Ridwan Mustofa menegaskan, tiga peluang emas tersebut seyogianya menjadi faktor untuk mempercepat terwujudnya “Asianisme” menggantikan “Westernisme”.

Menurut dia,dalam konteks Asianisme, Indonesia tidak boleh hanya dijadikan sebagai pasar, tapi produsen barang dan jasa dengan kualitas dan harga yang sangat kompetitif bagi pasar-pasar negara Barat. “Jadi, mentalitas kita harus diganti dari sekadar pedagang menjadi industriawan,” tambah Ridwan.

0 komentar: