Obama Dianggap Terlalu Gampang Putuskan Tunda Kunjungan ke Indonesia

06.35 by
Lebih memilih konsentrasi menyelesaikan desakan politik dalam negeri, Presiden Amerika Serikat Barack Obama kembali menunda kunjungannya ke Indonesia dan Australia. Penundaan ini dianggap terlalu mudah dan terburu-buru.

"Obama begitu mudah memutuskan penundaan kunjungan hingga Juni nanti," ujar Ernest Bowert, analis dari Pusat Strategi dan Studi Internasional di Washington.

Atas penundaan ini, menurut Bowert, pihak Australia dan Indonesia bisa saja kecewa. Padahal sebelumnya Obama juga melakukan hal yang sama.

Memang rencana kunjungan Obama ini mendapatkan kritikan tajam dari sesama politisi dari Partai Demokrat. Obama dikhawatirkan akan absen dalam voting soal RUU Reformasi Kesehatan yang rencananya akan berlangsung pada Minggu sore, jika tetap melakukan kunjungan ke Indonesia. Padahal, masalah kesehatan menjadi janji Obama dalam kampanye 2009 lalu.

Karena alasan inilah, akhirnya Obama melalui Juru Bicara Gedung Putih mengumumkan penundaan kunjungan ke Indonesia dan Australia hingga Juni mendatang. "Presiden Obama sangat menyesal dengan penundaan ini," kata Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs.

Gibs mengatakan, Obama telah memberi tahu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Perdana Menteri Kevin Rudd. Kedua kepala negara ini menurut Gibbs telah memahami betapa pentingnya UU Kesehatan yangs edang diperjuangkan oleh Obama.

Obama sebenarnya telah siap untuk melakukan kunjungan kenegaraannya itu. Namun pada Minggu (21/3/2010), voting RUU Reformasi Kesehatan baru akan kelar. Rencananya, Obama akan ke Indonesia dan Australia mulai 21-26 Maret 2010. Ini adalah kunjungan pertamanya ke Asia Pasifik semenjak dia menjadi Presiden di negeri Paman Sam. Tapi akhirnya rencana itu ditunda hingga Juni 2010.

Di tengah makin maraknya kritik dunia internasional terhadap masalah ekonomi serta keamanan Amerika, masalah kesehatan di negeri Paman Sam ini tetap dianggap menjadi prioritas utama. "Jaminan reformasi kesehatan tetaplah sangat penting," kata Gibbs.

0 komentar: