JK: Saya Tidak Senang Dipanggil seperti Itu

15.15 by
Jusuf KallaDengan gaya bicara dan tabiatnya yang kontroversial, sosok anggota Pansus Hak Angket Bank Century DPRI Ruhut Sitompul nyaris menandingi panasnya kasus Bank Century yang melibatkan dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun.

Belum reda kasus umpatan kasar dan tidak sopan yang terlontar dari mulutnya saat bersitegang dengan Wakil Ketua Pansus Gayus Lumbuun, kini giliran Jusuf Kalla yang terkena "serangan" ala Ruhut. Saat mendapat kesempatan bertanya, Ruhut berulang kali memanggil Jusuf Kalla "Daeng" dengan cara yang tidak lazim.

Tindakan politisi Partai Demokrat ini tak pelak mendapat protes keras dari anggota Pansus lain yang meminta ia untuk tidak menggunakan simbol-simbol kesukuan di forum resmi. Saking panasnya suasana saat itu, ketegangan akibat serangan “jurus Daeng” yang dilancarkan oleh Ruhut baru tuntas setelah Ketua Fraksi Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengambil alih mikrofon dan mempersilakan kader Demokrat lain melanjutkan pertanyaan untuk Jusuf Kalla.

Nah, bagaimana sebenarnya reaksi JK saat berulang kali dipanggil Daeng oleh Ruhut dengan nada dan intonasi yang terdengar aneh di telinga?

Berikut kutipan wawancara dengan Jusuf Kalla di kediamannya, Jalan Brawijaya Raya Jakarta:

Penampilan terakhir Anda di depan publik adalah pada saat Anda memenuhi panggilan Pansus Hak Angket Bank Century DPR RI. Apa yang terpikir oleh Bapak saat dipanggil Daeng oleh Ruhut Sitompul, salah seorang anggota Pansus dari Demokrat?

Sebenarnya panggilan Daeng untuk orang Bugis Makassar itu biasa saja. Dipanggil untuk kakak, orang yang dihormati, sampai tukang becak pun dipanggil Daeng, termasuk tukang sayur. Jadi panggilan biasa. Yang soal panggilan Daeng itu tidak pada tempatnya pada saat itu karena acaranya lebih formal, kan. Dan cara memanggilnya nyeleneh sehingga banyak teman-teman dari Makassar yang merasa tersinggung karena cara memanggilnya itu.

Bapak tersinggung tidak pada saat itu?

Tentu saja saya merasa tidak senang karena tentu ini acara yang ditonton oleh semua orang. Saya tidak bereaksi emosional. Biar orang yang menilai, kok orang ini di acara resmi nyeleneh manggil-nya.

Apakah tindakan yang dilakukan oleh Ruhut ini merupakan gambaran kualitas anggota Dewan?

Tidak secara umum. Ada juga anggota dewan yang sangat baik, serius, pertanyaannya baik, ada juga yang pertanyaannya mengulang-ulang. Ada juga jagoan interupsi seperti Ruhut itu, pertanyaannya enggak jelas, apa-apa diinterupsi, pertanyaannya tidak jelas, begitu aja.

Bagaimana seharusnya mereka bersikap, khususnya saat menghadapi orang seperti Bapak?

Bukan masalah menghadapi saya atau tidak. Ini masalah sangat penting. Ini masalah tertinggi. Masalah Pansus menentukan nasib negara. Masa bertanya dengan tidak jelas.

Menurut Bapak, bagaimana arah dari kasus Bank Century ini?

Ini kan masalahnya masalah keadilan dan hukum. Bahwa uang negara pusat digelontorkan kepada bank yang pengelolanya rusak sehingga tidak pantas ditolong oleh negara. Ini adalah untuk mencari kebenaran. Presiden dapat diberikan sanksi apabila mengambil tindakan termasuk korupsi itu. Tapi, mudah-mudahan tidaklah.

Bagaimana kasus ini akan berakhir?

Ini memang sangat tergantung dari keseriusan dan profesionalisme dari PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan). Yunus Hussein, ketuanya. Kalau ada bukti-bukti yang nyata aliarannya ke mana dan tidak benar, itu sangat signifikan.

0 komentar: