Ada ciri khas bangunan Gereja HKBP Parapat, Resort Parapat, Distrik Sumatera Timur, jika dibandingkan dengan gereja lain yaitu ornamennya semi Eropa-Batak. Gabungan ornamen gaya Eropa dan ornamen gaya Batak. Itulah sebabnya gereja ini merupakan gereja yang termegah di Sumatera Utara.
Hal itu dikatakan Ketua Panitia Pembangunan Gereja HKBP Parapat, Mansur Purba SE, ketika berbincang dengan SIB, Kamis (8/10) di Parapat. Menurutnya, ornamen semi Eropa-Batak ini dirancang dengan sukarela oleh seorang arsitektur Batak Ir Sahala Simanjuntak.
Selanjutnya dikatakan, Gorga Batak mengimplementasikan ornamen Bangso Batak dan tangga Alpa Omega (AO)juga dibuat sesuai dengan ornamen semi eropa dan di atas tangga AO ada juga teras yang menggambarkan Tritunggal (Allah Bapak, Anak dan Roh Kudus), sepintas teras ini seperti rumah adat Karo tapi sebenarnya menggambarkan ke Tritunggalan Allah.
Di bagian dalam yang membuat perbedaan dengan gereja lain adalah tempat duduk Parhalado (Pelayan Gereja) lebih tinggi jika dibandingkan dengan tempat duduk para jemaat. ini menggambarkan bahwa tingkat keimanan Parhalado lebih “suci” (tinggi) dari pada jemaat, katanya.
Lebih jauh Mansur menceritakan bahwa bangunan gereja ini sebelumnya terletak di Sipiak kota Parapat (dekat Parapat Hotel sekarang), namun pada tahun 1906 dipindahkan ke Dolok Pangulu Jalan Bukit Barisan Kelurahan Tiga Raja, Parapat hingga sekarang. Tahun 1934 diperbaiki menjadi ½ beton dan tahun 1974 direhab lagi menjadi bangunan permanen walau tiang-tiang utama masih memakai kayu balok, karena secara teknis tiang ini sangat mengkuatirkan maka tahun 2001 direhab kembali dengan bentuk yang sekarang.
Gereja HKBP Parapat terletak di atas lahan seluas 1 Ha dengan ukuran 22 M x 29 M dan hingga selesai panitia telah melaksanakan 5 kali pesta pembangunan sesuai dengan target yaitu tahun 2003, 2004, 2005, 2006 dan 2008. Dengan selesainya bangunan ini maka jemaat HKBP Parapat yang berjumlah 1000 KK dan dibagi dengan 22 Wick dapat melakukan kebaktian 3 kali setiap hari Minggu (Pagi, Siang dan Sore) dengan nyaman dan khidmat, katanya.
Untuk pesta berikutnya, kata Mansur, bukan lagi pesta pembangunan tapi pesta Jubileum 106 tahun dan pesta peresmian yang dirangkai dengan pesta Mameakkon Batu Ojahan (MBO) yang saat ini sedang direncanakan dan dipersiapkan panitia.
Ketika ditanya maksud dan tujuan pembangunan Gereja termegah di Sumut ini, Mansur yang juga Anggota DPRD Simalungun periode 2009-2014 dari Partai Demokrat ini mengatakan untuk mengaktualisasikan rasa cinta terhadap Gereja sebagai Bait Allah serta menumbuh kembangkan iman (Haporseaon) umat kepada Tuhan Yesus Kristus serta mengembangkan fungsi Gereja sebagai pusat berbagai jenis kegiatan yang berkaitan dengan kerohanian maupun keperdulian antar sesama.
Sementara Visi dan Misi menurut Mansur adalah untuk menjadikan Gereja sebagai pusat penggembalaan umat dalam arti sesungguhnya serta sebagai pusat peribatadan dengan sebenarnya . Juga menyiapkan Gereja sebagai sarana pembinaan bagi jemaat , melaksanakan dan meningimplementasikan keberadaan Gereja sebagai pusat pembinaan remaja.
Dana 2, 5 Miliar
Menjawab pertanyaan jumlah dana yang dihabiskan , Mansur mengatakan untuk menyelesaikan bangunan Gereja HKBP Parapat ini sudah menghabiskan dana Rp 2,5 miliar. Dana ini bersumber dari jemaat HKBP Parapat 70 %, partisipasi anak rantau 20 % serta dana dari simpatisan 10 %. Semua jemaat kita libatkan menjadi donatur sesuai dengan kemampuannya, katanya seraya menyebut bahwa dana dari jemaat sangat bervariasi antara 10 ribu sampai 10 juta rupiah.
Diakhir pembicaraan, Ketua pembangunan yang ramah dan bergaul ditengah-tengah masyarakat ini mengatakan bahwa resep keberhasilan dan kelancaran pembangunan Gereja HKBP Parapat ini adalah keterbukaan (transparan) sehingga panitia dipercayai oleh jemaat. Dalam pesta pembangunan yang kita lakukan, setiap satu jam sekali jumlah uang yang masuk kita umumkan sehingga kala pesta berakhir jumlah uang yang masuk sudah diketahui oleh jemaat, jadi tidak ditunggu berminggu-minggu,tapi hari itu juga jemaat sudah mendapat informasi uang yang masuk.
Demikian juga soal belanja kata Mansur, semuanya harus dipampangkan dan diumumkan, misalnya beli bahan-bahan bangunan panitia memberitahukan kepada jemaat dari mana dibeli, berapa harganya, dari toko mana, alamat dan nomor telepon toko sehingga jemaat bisa mengecek dan mengetahuinya. Inilah kunci keberhasilan pembangunan Gereja HKBP Parapat.
Hal itu dikatakan Ketua Panitia Pembangunan Gereja HKBP Parapat, Mansur Purba SE, ketika berbincang dengan SIB, Kamis (8/10) di Parapat. Menurutnya, ornamen semi Eropa-Batak ini dirancang dengan sukarela oleh seorang arsitektur Batak Ir Sahala Simanjuntak.
Selanjutnya dikatakan, Gorga Batak mengimplementasikan ornamen Bangso Batak dan tangga Alpa Omega (AO)juga dibuat sesuai dengan ornamen semi eropa dan di atas tangga AO ada juga teras yang menggambarkan Tritunggal (Allah Bapak, Anak dan Roh Kudus), sepintas teras ini seperti rumah adat Karo tapi sebenarnya menggambarkan ke Tritunggalan Allah.
Di bagian dalam yang membuat perbedaan dengan gereja lain adalah tempat duduk Parhalado (Pelayan Gereja) lebih tinggi jika dibandingkan dengan tempat duduk para jemaat. ini menggambarkan bahwa tingkat keimanan Parhalado lebih “suci” (tinggi) dari pada jemaat, katanya.
Lebih jauh Mansur menceritakan bahwa bangunan gereja ini sebelumnya terletak di Sipiak kota Parapat (dekat Parapat Hotel sekarang), namun pada tahun 1906 dipindahkan ke Dolok Pangulu Jalan Bukit Barisan Kelurahan Tiga Raja, Parapat hingga sekarang. Tahun 1934 diperbaiki menjadi ½ beton dan tahun 1974 direhab lagi menjadi bangunan permanen walau tiang-tiang utama masih memakai kayu balok, karena secara teknis tiang ini sangat mengkuatirkan maka tahun 2001 direhab kembali dengan bentuk yang sekarang.
Gereja HKBP Parapat terletak di atas lahan seluas 1 Ha dengan ukuran 22 M x 29 M dan hingga selesai panitia telah melaksanakan 5 kali pesta pembangunan sesuai dengan target yaitu tahun 2003, 2004, 2005, 2006 dan 2008. Dengan selesainya bangunan ini maka jemaat HKBP Parapat yang berjumlah 1000 KK dan dibagi dengan 22 Wick dapat melakukan kebaktian 3 kali setiap hari Minggu (Pagi, Siang dan Sore) dengan nyaman dan khidmat, katanya.
Untuk pesta berikutnya, kata Mansur, bukan lagi pesta pembangunan tapi pesta Jubileum 106 tahun dan pesta peresmian yang dirangkai dengan pesta Mameakkon Batu Ojahan (MBO) yang saat ini sedang direncanakan dan dipersiapkan panitia.
Ketika ditanya maksud dan tujuan pembangunan Gereja termegah di Sumut ini, Mansur yang juga Anggota DPRD Simalungun periode 2009-2014 dari Partai Demokrat ini mengatakan untuk mengaktualisasikan rasa cinta terhadap Gereja sebagai Bait Allah serta menumbuh kembangkan iman (Haporseaon) umat kepada Tuhan Yesus Kristus serta mengembangkan fungsi Gereja sebagai pusat berbagai jenis kegiatan yang berkaitan dengan kerohanian maupun keperdulian antar sesama.
Sementara Visi dan Misi menurut Mansur adalah untuk menjadikan Gereja sebagai pusat penggembalaan umat dalam arti sesungguhnya serta sebagai pusat peribatadan dengan sebenarnya . Juga menyiapkan Gereja sebagai sarana pembinaan bagi jemaat , melaksanakan dan meningimplementasikan keberadaan Gereja sebagai pusat pembinaan remaja.
Dana 2, 5 Miliar
Menjawab pertanyaan jumlah dana yang dihabiskan , Mansur mengatakan untuk menyelesaikan bangunan Gereja HKBP Parapat ini sudah menghabiskan dana Rp 2,5 miliar. Dana ini bersumber dari jemaat HKBP Parapat 70 %, partisipasi anak rantau 20 % serta dana dari simpatisan 10 %. Semua jemaat kita libatkan menjadi donatur sesuai dengan kemampuannya, katanya seraya menyebut bahwa dana dari jemaat sangat bervariasi antara 10 ribu sampai 10 juta rupiah.
Diakhir pembicaraan, Ketua pembangunan yang ramah dan bergaul ditengah-tengah masyarakat ini mengatakan bahwa resep keberhasilan dan kelancaran pembangunan Gereja HKBP Parapat ini adalah keterbukaan (transparan) sehingga panitia dipercayai oleh jemaat. Dalam pesta pembangunan yang kita lakukan, setiap satu jam sekali jumlah uang yang masuk kita umumkan sehingga kala pesta berakhir jumlah uang yang masuk sudah diketahui oleh jemaat, jadi tidak ditunggu berminggu-minggu,tapi hari itu juga jemaat sudah mendapat informasi uang yang masuk.
Demikian juga soal belanja kata Mansur, semuanya harus dipampangkan dan diumumkan, misalnya beli bahan-bahan bangunan panitia memberitahukan kepada jemaat dari mana dibeli, berapa harganya, dari toko mana, alamat dan nomor telepon toko sehingga jemaat bisa mengecek dan mengetahuinya. Inilah kunci keberhasilan pembangunan Gereja HKBP Parapat.
0 komentar:
Posting Komentar