Harian Sib - Setelah beberapa tahun terakhir menjabat Sekjen Dephan, kini nama Sjafrie Sjamsoeddin disebut-sebut diplot menjadi Sekretaris Kabinet (Seskab) Kabinet Indonesia bersatu II. Namun, jabatan ini dinilai lebih layak diserahkan pada birokrat karir dari sipil.
"Sekjen Dephan tentu layak, tetapi seharusnya diisi oleh birokrat karir dari sipil yang mumpuni dan berpengalaman," ujar pengamat politik dan sosiolog UI Kastorius Sinaga, dalam pesan tertulisnya pada detikcom, Selasa (20/10/2009).
Kastorius menilai jabatan Seskab adalah dapur kabinet yang sangat penting untuk mengatur hubungan administratif antara presiden dan departemen-departemen. Kastorius mengira SBY tentunya memiliki berbagai pertimbangan sebelum memutuskan hal ini.
"Mungkin presiden punya pertimbangan politis lain," pungkasnya.
Letjen TNI Sjafrie sendiri merupakan lulusan Akmil tahun 1974. Pria kelahiran Ujungpandang, Sulawesi Selatan 30 Oktober 1952, ini langsung bergabung dengan Kopassus begitu lulus. Berbagai jabatan, mulai dari komandan kompi hingga komandan batalyon, pernah dijabatnya di korps baret merah ini.
Pada 15 September 1997, Sjafrie dilantik menjadi Panglima Kodam Jaya
menggantikan Sutiyoso. Sjafrie merupakan Pangdam yang paling muda saat itu. Karir Sjafrie memang melejit, hal ini hanya bisa ditandingi oleh sahabatnya, Prabowo Subianto yang lebih dulu menjabat sebagai Danjen Kopassus.
Pasca kerusuhan Mei 1998, karir militer Sjafrie meredup. Sjafrie tidak lagi memegang jabatan stratesis. Pria ganteng ini dimutasi ke Mabes TNI menjadi Asisten Teritorial Kepala Staf Umum (Aster Kasum) ABRI. Sjafrie sempat juga menjadi kapuspen TNI dan akhirnya menjadi Sekjen Dephan.
Nama Sjafrie sempat mencuat saat KSAD Jenderal TNI Djoko Santoso naik menjadi Panglima TNI. Sjafrie masuk bursa calon KSAD, menggantikan Djoko. Namun akhirnya rekan seangkatan Sjafrie, Letjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo yang naik menjadi KSAD.
"Sekjen Dephan tentu layak, tetapi seharusnya diisi oleh birokrat karir dari sipil yang mumpuni dan berpengalaman," ujar pengamat politik dan sosiolog UI Kastorius Sinaga, dalam pesan tertulisnya pada detikcom, Selasa (20/10/2009).
Kastorius menilai jabatan Seskab adalah dapur kabinet yang sangat penting untuk mengatur hubungan administratif antara presiden dan departemen-departemen. Kastorius mengira SBY tentunya memiliki berbagai pertimbangan sebelum memutuskan hal ini.
"Mungkin presiden punya pertimbangan politis lain," pungkasnya.
Letjen TNI Sjafrie sendiri merupakan lulusan Akmil tahun 1974. Pria kelahiran Ujungpandang, Sulawesi Selatan 30 Oktober 1952, ini langsung bergabung dengan Kopassus begitu lulus. Berbagai jabatan, mulai dari komandan kompi hingga komandan batalyon, pernah dijabatnya di korps baret merah ini.
Pada 15 September 1997, Sjafrie dilantik menjadi Panglima Kodam Jaya
menggantikan Sutiyoso. Sjafrie merupakan Pangdam yang paling muda saat itu. Karir Sjafrie memang melejit, hal ini hanya bisa ditandingi oleh sahabatnya, Prabowo Subianto yang lebih dulu menjabat sebagai Danjen Kopassus.
Pasca kerusuhan Mei 1998, karir militer Sjafrie meredup. Sjafrie tidak lagi memegang jabatan stratesis. Pria ganteng ini dimutasi ke Mabes TNI menjadi Asisten Teritorial Kepala Staf Umum (Aster Kasum) ABRI. Sjafrie sempat juga menjadi kapuspen TNI dan akhirnya menjadi Sekjen Dephan.
Nama Sjafrie sempat mencuat saat KSAD Jenderal TNI Djoko Santoso naik menjadi Panglima TNI. Sjafrie masuk bursa calon KSAD, menggantikan Djoko. Namun akhirnya rekan seangkatan Sjafrie, Letjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo yang naik menjadi KSAD.
0 komentar:
Posting Komentar