Artis cantik Mayangsari dikabarkan bangkrut. Gosip bangkrut ini muncul karena kabarnya dia menjual showroom dan stasiun radio FM miliknya di Purwokerto. Saat dikonfirmasi, ibunda Mayang, Larasatun Cengkir Gading enggan berkomentar.
Saat ditemui di rumahnya, Larasatun tidak mau berkomentar dengan alasan masalah showroom mobil bukanlah haknya. Tapi, dia mengaku tahu perkembangan showroom tersebut.
“Wah Mas, untuk wilayah itu (show room) saya gak berani komentar. Itu bukan hak saya Mas, tapi saya akui kalau saya tahu perkembangan masalah itu, hanya saya no comment saja,” jawab Larasatun.
Saat dicek ke showroom Hyundai milik Mayangsari di Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto, beberapa karyawan tidak mau berkomentar. Saat itu hanya tampak dua unit mobil second saja yang dipajang untuk dijual.
Namun saat ditanya tentang penjualan stasiun radio, Larasatun tidak membantahnya. Dia beralasan penjualan stasiun radio swasta FM ini disebabkan anak-anaknya tidak ada yang mau melanjutkan usahanya. Selain itu, sebagai orang yang sudah tua, ia sudah terlalu berat untuk memikirkan usaha yang dikelolanya.
“Oh, untuk masalah radio Sumasli ini saya memang bermaksud menjualnya, semula saya memang bercita-cita kalau radio yang dulu frekwensinya AM ini sudah menjadi FM, saya berencana melakukan wayangan dua malam suntuk dengan dalam Ki Sugino dan Mas Sigit anak saya. Nah setelah selamatan wayangan, saya bermaksud memberikan kepemimpinan dan pengelolaan radio ini kepada Mas Sigit satu-satunya anak laki-laki saya, tapi dia tidak mau. Makanya saya akhirnya memikirkan untuk dijual karena tidak ada yang mau mengelola lagi. Sedangkan saya sendiri sudah pengen istirahat momong cucu saja,” ujar Larasatun.
Dalam kesempatan itu, Larasatun juga membantah gosip bahwa dirinya menjalin kasih dengan seorang sopir taksi di Purwokerto. Dia mengatakan bahwa gosip tersebut tidak benar dan fitnah belaka.
Dia mengaku jika dirinya selalu memakai sopir taksi tersebut jika ia memerlukan seorang sopir bagi dirinya. Menurutnya, kedekatan ini hanyalah kedekatan antar seorang sopir dengan majikannya.
“Wah itu kabar fitnah dan bohong mas, saya memang dulu punya sopir pribadi yang sekarang menjadi sopir taxi, dan apabila saya membutuhkan dia untuk keperluan menyopir, saya memang kerap memakai dia Mas. Tapi untuk hubungan lebih jauh kami tidak memikirkannya,” tambah Larasatun.
Saat ditemui di rumahnya, Larasatun tidak mau berkomentar dengan alasan masalah showroom mobil bukanlah haknya. Tapi, dia mengaku tahu perkembangan showroom tersebut.
“Wah Mas, untuk wilayah itu (show room) saya gak berani komentar. Itu bukan hak saya Mas, tapi saya akui kalau saya tahu perkembangan masalah itu, hanya saya no comment saja,” jawab Larasatun.
Saat dicek ke showroom Hyundai milik Mayangsari di Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto, beberapa karyawan tidak mau berkomentar. Saat itu hanya tampak dua unit mobil second saja yang dipajang untuk dijual.
Namun saat ditanya tentang penjualan stasiun radio, Larasatun tidak membantahnya. Dia beralasan penjualan stasiun radio swasta FM ini disebabkan anak-anaknya tidak ada yang mau melanjutkan usahanya. Selain itu, sebagai orang yang sudah tua, ia sudah terlalu berat untuk memikirkan usaha yang dikelolanya.
“Oh, untuk masalah radio Sumasli ini saya memang bermaksud menjualnya, semula saya memang bercita-cita kalau radio yang dulu frekwensinya AM ini sudah menjadi FM, saya berencana melakukan wayangan dua malam suntuk dengan dalam Ki Sugino dan Mas Sigit anak saya. Nah setelah selamatan wayangan, saya bermaksud memberikan kepemimpinan dan pengelolaan radio ini kepada Mas Sigit satu-satunya anak laki-laki saya, tapi dia tidak mau. Makanya saya akhirnya memikirkan untuk dijual karena tidak ada yang mau mengelola lagi. Sedangkan saya sendiri sudah pengen istirahat momong cucu saja,” ujar Larasatun.
Dalam kesempatan itu, Larasatun juga membantah gosip bahwa dirinya menjalin kasih dengan seorang sopir taksi di Purwokerto. Dia mengatakan bahwa gosip tersebut tidak benar dan fitnah belaka.
Dia mengaku jika dirinya selalu memakai sopir taksi tersebut jika ia memerlukan seorang sopir bagi dirinya. Menurutnya, kedekatan ini hanyalah kedekatan antar seorang sopir dengan majikannya.
“Wah itu kabar fitnah dan bohong mas, saya memang dulu punya sopir pribadi yang sekarang menjadi sopir taxi, dan apabila saya membutuhkan dia untuk keperluan menyopir, saya memang kerap memakai dia Mas. Tapi untuk hubungan lebih jauh kami tidak memikirkannya,” tambah Larasatun.
0 komentar:
Posting Komentar