Waspadai Alergi Obat

09.57 by
Alergi ObatKasus alergi obat makin sering terjadi. Alergi obat susah dicegah tidak akan pernah diketahui sebelum seseorang mengalaminya. Bagaimana meminamilisir risiko terkena alergi obat?

"Semua obat sebenarnya dapat memicu timbulnya alergi yang disebut dengan reaksi hipersensitif tapi setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda," ujar Dr Dante Saksono H SpPD, PhD.

Dr Dante menuturkan orang yang lebih rentan terkena alergi jika sebelumnya memang diketahui pernah memiliki riwayat alergi, baik pada obat atau non-obat seperti alergi makanan tertentu, debu, asma atau yang lainnya.

Hal ini disebut dengan bakat atopi terhadap antigen. Selain itu, orang yang memiliki sistem imun berlebih juga rentan terhadap alergi.

Reaksi alergi sebenarnya disebabkan karena tubuh menganggap zat yang masuk tersebut adalah benda asing sehingga akan menimbulkan reaksi antibodi dalam tubuh.

"Alergi obat ini biasanya baru diketahui jika orang tersebut pernah mengalami sebelumnya. Jika seperti itu pencegahannya bisa dengan menghindari obat-obat tertentu yang memang berisiko memicu timbulnya alergi," ujar dr Kartono Mohammad.

Pertolongan pertama untuk mengatasi alergi terhadap obat adalah menghentikan konsumsi obat jika timbul gejala-gejala alergi, seperti gatal-gatal, pusing, agak sulit bernapas, ada luka di bawah selaput mulut, luka di ujung bibir atau pingsan setelah mengonsumsi obat tertentu.

Pasien bisa diberikan obat anti histamin atau corticosteroid jika alerginya parah, tergantung dari efek alergi yang ditimbulkan.

"Obat yang paling sering menimbulkan reaksi alergi adalah obat-obatan antibiotik, tapi sebenarnya semua obat bisa memicu alergi," ujar Dr Dante yang juga anggota Persatuan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi timbulnya alergi, yaitu:

1. Melakukan prict test (tes alergi). Tes ini dilakukan dengan cara dokter menyuntikkan beberapa ekstrak antigen yang bisa memicu timbulnya alergi ke lapisan bawah kulit, setelah itu akan didapatkan hasilnya apakah orang tersebut alergi terhadap zat tertentu atau tidak.

2. Jika antibiotik yang diresepkan belum pernah diberikan ke pasien, dokter bisa mengujinya terlebih dahulu. Caranya 0,1-0,3 cc antibiotik akan disuntikkan di bawah kulit lalu tunggu hingga 5 menit. Jika setelahnya ditemukan kulit membengkak, gatal-gatal atau ada lingkaran merah di sekitar tempat yang disuntikkan dengan diameter lebih dari 3 cm, maka sebaiknya obat tersebut tidak diberikan.

3. Sebaiknya seseorang selalu mencatat zat atau kondisi apa saja yang bisa memicu timbulnya alergi di tubuh. Catatan ini bisa dalam bentuk kartu.

4. Setiap dokter seharusnya memiliki kewaspadaan umum dalam memberikan obat-obatan yang memang rentan terhadap alergi.

5. Jika memang diketahui memiliki alergi terhadap suatu zat, sebaiknya hindari penggunaan zat tersebut beserta turunan dari senyawanya. Karena reaksi alergi yang terjadi selanjutnya bisa lebih parah.

"Sebenarnya reaksi alergi yang ditimbulkan dari obat ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan reaksi alergi yang ada. Jadi tidak perlu takut dalam hal mengonsumsi obat, karena banyak faktor lain yang bisa memicu timbulnya alergi," ujar dokter yang juga mengajar di FKUI.

0 komentar: