Wartawan Terjebak Lift di RS Pirngadi

07.32 by
Sejumlah wartawan bersama pengunjung terjebak lift beberapa menit di RSUD dr Pirngadi Medan.

Lift persis berhenti di antara lantai dua dan tiga gedung rumah sakit lantai 8. Seluruh penumpang lift terkejut bukan kepalang, karena lift yang terbuka tidak persis di pintu keluar di lantai 3.

Saat itu, lift sempat macet tidak tertutup. Sebagian besar penumpang lift histeris dan mulai gusar. Walau lampu lift tidak mati, namun para wartawan dan pengunjung lain merasa ketakutan.

Saking takutnya, sebagian besar penumpang menyebut-nyebut nama Tuhan dengan suara keras. Sebagian lagi mencoba membuka handphone untuk meminta pertolongan. Sedang lainnya, berusaha menekan-nekan tombol agar lift tertutup dan normal kembali.

Beberapa menit berselang, lift normal kembali. Penumpang langsung keluar dan merasa lega. Begitupun, trauma lift macat masih terasa hingga dua jam berlalu.

"Kepalaku rasanya pusing. Seakan-akan ada gempa," kata Widya.

Saat itu, para wartawan ingin naik ke lantai tiga untuk mencari kelengkapan informasi pembuatan berita soal bayi kembar tiga yang dilahirkan meninggal dunia.

"Dari pagi, kita sudah bolak-balik empat kali ke lantai empat dan tiga mencari kelengkapan informasi soal bayi kembar tiga. Jadi, kami ingin naik lift biar tidak terlalu capek," kata Fatimah, salah seorang wartawan.

Hal itu dibenarkan Hotma, Nina dan Yunan Siregar. Soalnya, kata Hotma, ada beberapa informasi lagi yang dibutuhkan untuk kelengkapan investigasi berita soal bayi tersebut.

Para wartawan ingin menambah informasi lagi apakah ada dugaan kelambatan penanganan operasi sehingga anak kembar tiga itu meninggal dunia di dalam rahim ibunya.

Untuk melengkapi informasi itu, dibutuhkan informasi pendukung, jam berapa sebenarnya operasi caesar terhadapibu itu dilakukan. Karena, informasi yang didapat, ada rentang waktu yang lama dari masuknya pasien hingga selesainya operasi caesar. Berliana masuk datang ke IGD pukul 19.50 WIB. Sedangkan, selesai operasi pukul 02.00 WIB.

"Apakah perlu selama itu operasi caesar. Apa yang terjadi sebenarnya. Atau memang operasinya memang lambat dilakukan karena menunggu dokter ahli datang. Ini yang mau kita cari tahu. Soalnya, dari IGD, informasi itu bisa didapat di ruang tempat pasien dirawat karena di sana ada medical recordnya," kata Nina.

Di sisi lain, para wartawan juga ingin menemui nenek bayi, Nurmala Br Sinaga untuk mencari tahu apakah ada rujukan dari dokter ahli kebidanan yang menyebutkan agar Berliana segera dioperasi.

"Kita ingin tahu apakah surat rujukan dokter itu bisa mengungkap apakah saat itu bayi masih bisa diselamatkan kalau segera dioperasi," tambah Yunan.

Namun, niat sejumlah wartawan gagal karena pikiran sudah terganggu karena perasaan takut akibat terjebak di lift.

Soal kasus lift ini, dikonfirmasi ke Direktur RS Pirngadi Dewi Fauziah Syahnan SpTHT. Dia mengakui, lift tersebut sering rusak. Mereka sudah berencana menggantinya. Bahkan tendernya sudah dibuka. Masalah wartawan yang terjebat, dengan enteng, Dewi hanya menyuruh agar wartawan di upah-upah agar semangatnya bangkit lagi.

0 komentar: