Korut: Siap Dialog atau Perang dengan AS

07.50 by
Tentara AS dan Marinir Korsel melakukan pemanasan sebelum berlatih perang gunung saat pelatihan perang gabungan di Pohang, Korsel.

Korea Utara (Korut) mengatakan, Selasa (9/3) pihaknya akan memperkuat kemampuan nuklirnya sebagai reaksi ancaman militer AS dan menegaskan siap mengadakan dialog maupun perang dengan AS.

Komentar jurubicara kementerian luar negeri itu menyusul pelaksanaan pelatihan perang AS dan Korea Selatan (Korsel) besar-besaran yang digambarkan Korut sebagai pelatihan untuk melakukan invasi.

Hari Senin negara komunis itu mengatakan pihaknya telah memerintahkan militernya dalam siaga penuh dan mengumumkan kesiapan untuk "meledakkan" semua fasilitas Korsel.

AS dan Korsel mengatakan pelatihan perang tahunan dengan sandi Key Resolve/Foal Eagle, yang melibatkan 18. 000 tentara Amerika dan 20. 000 tentara Korsel itu bersifat defensif.

Korut biasa menanggapinya dengan marah atas pelatihan perang di selatan perbatasan tapi mereka umumnya berlalu tanpa insiden mencolok.

Pelatihan perang tahun ini bertepatan dengan upaya-upaya diplomatik untuk menarik kembali Korut ke pembicaraan perlucutan persenjataan nuklir enam negara. Korut meninggalkan forum itu April tahun lalu, sebulan sebelum melakukan ujicoba senjata atomnya yang kedua.

Sebagai prasyarat kembali ke pembicaraan itu, Korut menuntut suatu komitmen AS untuk mengadakan pembicaraan mengenai perjanjian perdamaian menggantikan gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea 1950-53.

Kantor berita resmi Pyongyang, menggambarkan pelatihan perang itu sebagai "pelatihan perang nuklir bertujuan melancarkan serangan lebih dulu" terhadap Korut.

Pelatihan itu membuktikan keadilan usul bagi perjanjian perdamaian, tambah jurubicara tersebut.

"DPRK (Korut) sepenuh siap mengadakan dialog dan perang. Pihaknya akan terus meningkatkan kemampuan nuklirnya selama ancaman dan provokasi militer AS berlanjut."

Bentuk Unit Rudal

Dalam pada itu Korut telah membentuk divisi independen militer untuk menyebarkan dan mengoperasikan rudal-rudal balistik jarak sedangnya, menurut satu laporan Selasa.

Sumber pemerintah Korsel dikutip oleh kantor berita Korsel, Yonhap, mengatakan gerakan itu mengindikasikan keputusan Korut untuk terus mengembangkan rudal balistik jarak menengahnya (IRBM).

Dengan jarak lebih dari 3.000 kilometer, rudal ini berkemampuan menghantam pangkalan-pangkalan militer Amerika Serikat di Jepang dan Guam.

Korut telah mengabaikan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang memerintahkan pihaknya menghentikan program kerja rudal balistiknya.

"Kami percaya bahwa operasi dari satuan yang terpisah ini mengindikasikan niat Korut untuk memproduksi IRBM baru," kata sumber tersebut.

"Rudal-rudal ini bisa menjangkau pangkalan militer AS di Jepang dan juga di Guam."

Buku putih kementerian pertahanan Korsel 2008 membenarkan, bahwa Korut baru-baru ini menyebarkan rudal-rudal jarak menengahnya setelah mereka kembangkan sejak akhir tahun 1990-an. Namun laporkan itu tidak memberikan rincian.

"Kami menduga bahwa ini adalah hal yang biasa saja bagi Korut untuk memiliki unit berkaitan dengan sistem bersenjataannya. Namun kami tidak bisa membenarkan, apakah divisi seperti itu telah dibentuk," kata juru bicara kementerian, Won Tae-Jae, dalam suatu pertemuan.

Korut telah mengembangkan satu rudal yang dinamakan Musudan-1 dengan kemampuan jangkauan 3.000 kilometer, sebagai tambahan rudal antar-benua Taepodong, kata para pakar.

0 komentar: