Kecurangan Warnai SNMPTN

08.02 by
Kecurangan Warnai SNMPTNMeski pengawasan sudah ketat, kecurangan masih mewarnai pelaksanaan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri atau SNMPTN. Di Kota Semarang, panitia mendapati salah satu peserta ujian yang melakukan kecurangan itu.

Wakil Sekretaris Panitia SNMPTN Kota Semarang Wiyanto mengatakan, pengawas mendapati kecurangan dengan modus menggunakan telepon seluler saat tes potensi akademik di Universitas Negeri Semarang. Modusnya, siswa mendengarkan jawaban melalui telepon seluler yang disembunyikan di balik pakaian dan diplester di bagian dada.

Telepon itu disambungkan dengan alat pendengaran (head set) dan telinganya tertutup. Alat pendengaran itu juga diplester agar menempel di telinga. ”Kecurigaan muncul setelah pengawas mendengar suara yang berasal dari siswi tersebut saat meminta tanda tangan kehadiran peserta. Padahal, ruangan ujian saat itu sunyi,” kata Wiyanto.

Menurut Wiyanto, panitia belum menanyai peserta yang bersangkutan terkait penggunaan telepon seluler tersebut. Namun, diduga kuat telepon itu digunakan siswi tersebut untuk membantunya menjawab soal.

”Jika tidak untuk berbuat curang, lalu buat apa sampai diplester segala,” ujar Wiyanto.

Wiyanto mengakui, pihaknya tetap mengizinkan peserta tersebut mengikuti ujian sampai selesai. Saat ini, kejadian itu telah dilaporkan ke panitia pusat yang berwenang memberikan keputusan. Namun, kemungkinan besar peserta itu akan digugurkan.

Di Solo, sempat ditemukan dua peserta dengan nomor ujian yang sama. Namun, menurut Ketua Panitia Lokal 44 Surakarta Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Ravik Karsidi, kedua peserta diperbolehkan tetap mengikuti ujian. Setelah dicek dan kartu ujian dicetak ulang, nomor kedua peserta berbeda dan salah satu peserta seharusnya mengerjakan ujian di lokasi ujian yang berbeda.

Kesalahan diduga terjadi akibat proses reversal di Bank Mandiri sehingga saat setiap peserta mencetak kartu ujiannya, menghasilkan nomor ujian yang sama.

”Besok salah satu peserta sudah mengerjakan ujian di tempat lainnya,” kata Ravik.

Di Purwokerto, setidaknya dua peserta SNMPTN yang mengikuti ujian yang diselenggarakan Panitia Lokal SNMPTN 41 Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, terlambat sehingga hanya mengikuti ujian pada sesi kedua. Selain itu, lebih dari 100 peserta SNMPTN yang diselenggarakan Unsoed juga tak membawa persyaratan ujian, seperti ijazah yang telah dilegalisasi dan kartu identitas.

Di Bandung, Sekretaris Eksekutif SNMPTN Asep Gana Suganda mengatakan, hanya ada pelanggaran kecil seperti membawa masuk telepon seluler. Tercatat ada tiga peserta yang telepon selulernya disita panitia.

Di Jakarta, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan, porsi mahasiswa yang diterima di perguruan tinggi negeri harus lebih banyak dari jalur PTN dibanding jalur lain.

Herry Suhardiyanto, selaku Ketua Umum Panitia SNMPTN 2010, mengatakan, terjadi kenaikan jumlah peserta SNMPTN sebesar 10 persen. Jika tahun 2009 jumlah peserta mencapai 422.534 orang, pada tahun ini jumlahnya mencapai 447.610 peserta.

0 komentar: