DPR Cecar BI Soal Pengawasan Perbankan

16.43 by
DPR Cecar BI Soal Pengawasan PerbankanPara petinggi Bank Indonesia (BI) terus dicecar Komisi XI DPR soal pengawasan perbankan yang dinilai lemah. Saat Rapat Dengar Pendapat di gedung DPR, sejumlah anggota DPR melontarkan pertanyaan soal pengawasan bank.

Anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Golkar Edison Betauban mempertanyakan banyaknya bank bermasalah. "Pengawasannya sejauh mana, seperti apa. Ini kenapa banyak bank yang bermasalah. Dan kenapa ada bank IFI ditutup tetapi Bank Century diselamatkan di waktu yang hampir bersamaan. Apa alasannya," cecarnya, di gedung DPR, Jakarta.
Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2004 banyak bank yang tercatat bermasalah. Banyak di antaranya ditutup dan hanya satu bank umum, yakni Bank Century berhasil diselamatkan. Tahun 2004 lalu, ada Bank Asiatic dan Bank Dagang Bali yang ditutup. Kemudian tahun 2005 Bank Global ditutup. Khusus pasca krisis tahun 2008 terdapat satu bank umum yaitu Bank IFI yang ditutup dan satu bank umum yakni Bank Century yang diselamatkan.

Di saat yang hampir bersamaan, sembilan Bank Perkreditan Rakyat atau BPR ditutup. Anggota Komisi XI lainnya, Laurens Bahangdari Fraksi Partai Amanat Nasional mempertanyakan soal penutupan Bank Indover yang juga merupakan anak usaha BI.

Menurutnya, ini merupakan bukti lemahnya pengawasan BI. "Kita kalau melihat, anak usahanya BI saja tidak bisa diselamatkan. Itu gagalnya pebawasan. Berapa besarnya aset Bank Indover. Dengan ditutupnya Bank Indover, berapa kerugian BI," tandasnya.

Timo Pangerang, dari Fraksi Partai Demokrat justru mempertanyakan jumlah sumber daya manusia yang ada di BI untuk melakukan pengawasan bank di Indonesia. Dikhawatirkan, jumlah SDM yang ada kurang memadai untuk melakukana pengawasan sekitar 121 bank umum yang ada di Indonesia.

"Pengawasan-pengawasan bank, kita lihat apakah jumlah SDM sudah memadai dan kompeten. Itu sudah tercover enggak," tuturnya.

0 komentar: